Terletak di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Koto Gadang adalah sebuah nagari (daerah setingkat kelurahan/desa) yang menawan dengan udara sejuk di ketinggian 920–950 meter di atas permukaan laut. Diapit oleh Ngarai Sianok yang megah dan Gunung Singgalang yang menjulang, nagari seluas 896 hektar ini menjadi oase keindahan dan ketenangan bagi siapa pun yang mengunjunginya.

Sejak pertengahan abad ke-19, Koto Gadang dikenal sebagai salah satu desa pertama di Sumatera Barat yang merasakan pendidikan Eropa. Dari sinilah lahir banyak intelektual, birokrat, dan tokoh profesional yang mewarnai sejarah Indonesia. Tak hanya unggul dalam pendidikan, masyarakat Koto Gadang juga dikenal karena kerajinan perak, sulaman halus, dan tenunan tradisional yang bernilai seni tinggi dan telah dikenal hingga mancanegara.

Menelusuri Koto Gadang seperti menyusuri sebuah kapsul waktu. Deretan rumah bergaya arsitektur Indies yang tertata rapi, dengan lorong-lorong bersejarah yang menyimpan kisah berharga sejak masa kolonial, menghadirkan suasana nostalgia yang tak terlupakan. Di sini, masa lalu dan masa kini berpadu harmonis dalam balutan budaya yang terus hidup dan bertahan dalam perubahan zaman.

Petualangan Anda belum lengkap tanpa mencicipi hidangan khas nagari ini. Gulai Itik Lado Hijau, sajian legendaris nan pedas gurih, menjadi ikon kuliner penuh cita rasa yang wajib dicoba setiap pengunjung terutama pada saat diselenggarakannya acara adat atau perayaan tradisional.

Dan bagi Anda yang ingin beristirahat dari rutinitas, Koto Gadang menawarkan ketenangan yang otentik. Menginaplah di homestay bergaya tradisional yang hangat dan ramah, rasakan kesejukan udara pegunungan, dan biarkan diri Anda larut dalam keramahan masyarakat Minangkabau yang tulus.

Di tengah keindahan dan ketenangan nagari ini, denyut kehidupan Koto Gadang juga terabadikan melalui Canang, sebuah majalah dari, oleh, dan untuk masyarakat Koto Gadang yang menjadi cermin jiwa dan pikiran masyarakatnya. Melalui lembar demi lembar, Canang merangkum kisah, budaya, dan gagasan yang tumbuh di tanah bersejarah ini, menghubungkan generasi masa lalu dengan mereka yang kini menjaga dan meneruskan warisan nagari.